AneKamera - Setelah sebelumnya membahas kamera Sony Alpha 7 dan Sony Alpha 7R, kali ini kita akan kembali membahas tentang review kamera Sony Alpha 7S. Sony Alpha 7S merupakan kamera mirrorless Full frame model ketiga setelah dua yang disebutkan diatas. Kamera ini menggunakan sensor full frame Exmor CMOS sebesar 12 megapixel yang digunakan dengan penekanan pada kemampuannya dalam meng-capture film, dengan kekuatan sama sebagaimana kammpuan merekam gambar. Dengan kemampuan seperti itu bisa ditegaskan bahwa Sony Alpha 7S sebenarnya difokuskan pada videografer.
Hal terpenting yang wajib anda ketahui bahwa Sony Alpha 7S memiliki kemampuan merekam film dengan resolusi 1080p secara internal untuk output video 4K ke perekam eksternal. Video 1080p internal direkam menggunakan format XAVC S, versi consumer-friendly dari format sistem Sony XAVC. Format XAVC S merupakan format yang baru pertama kali digunakan untuk sebuah kamera, tujuan menggunakan format XAVC S adalah membebaskan kamera dari pembatasan bitrate standar AVCHD.
Jika dilihat dari penampakan secara fisik Alpha 7S ini memiliki body yang identik dengan kedua pendahulunya baik Sony Alpha 7 mapun Sony Alpha 7R, bahkan termasuk juga fitur-fitur serta alat pendukung videografer. Dalam hal ini beberapa yang masuk ke dalam Alpha 7S antara lain low contrast S-Log2 tone curve yang memungkinkan dinamic range yang lebih besar untuk disesuaikan dengan file video dan pilihan untuk merekam kode waktu. Bagi para fotografer yang lebih berfokus pada still image perlu memperhatikan bahwa sebagian besar fitur video telah dimasukkan ke kamera terbaru yaitu Sony Alpha 7 II. Jadi bagi para pengguna yang fokus ke still fotografi bisa memiliki Alpha 7 II, dimana Sony Alpha 7 II telah merevisi fitur ergonomi dan juga memasukkan body image stabilization pada A7 II.
Beberapa kamera DSLR merek terkenal ada yang mempromosikan keunggulan dalam hal fitur video, namun faktanya tidak benar-benar atau kurang berfokus pada videografi. Dengan kenyataan yang demikian Sony mengambil langkah cukup berani untuk masuk ke kamera yang berfokus ke videografi melalui Alpha 7S. Secara tegas sony menawarkan kemampuan peaking focus dan zebra highlight warning untuk membantu para pengguna untuk menghasilkan rekaman dengan kualitas lebih hidup dengan kemampuan layaknya still image. Sony juga sekaligus menawarkan dukungan lain untuk mendukung fitur video dengan add on aksesoris seperti dukungan untuk audio maupun video dengan koneksi standar industri.
Kamera HDLSR juga memiliki beberapa kelemahan dalam hal merekam video, faktanya adalah kamera tersebut menangkap rasolusi yang relatif rendah dari resolusi yang diusung kamera, hal tersebut dikenal dengan istilah line-skipping. Hal ini menyebabkan resolusi vertikal pada video turun, sekaligus memperbesar resiko moire pada hasil rekaman. Sony Alpha 7S menghindari kemungkinan tersebut dengan membaca seluruh sensor 30x perdetik. Sensor yang memang telah dirancang untuk video ini secara cerdas memperkecilukuran output sehingga video menjadi lebih jernih dan memiliki detail yang tinggi.
Namun meskipun Alpha 7S sengaja dirancang untuk pada videografer bukan berarti para pecinta still fotografi tidak diperkenankan menggunakan kamera ini. Tetap saja kamera ini juga mampu mengakomodasi keperluan para pecinta still fotografi, hal tersebut terbukti dari desain body dengan berbagai tombol kontrol yang sama seperti pada Alpha 7 dan Alpha 7R.
Nah sebagai pertanyaan terakhir, kira-kira berapa harga yang ditawarkan untuk kamera ini? Kamera ini hingga saat ini masih dibandrol dengan harga Rp. 26.650.000 (body). Untuk anda yang ingin melihat secara lengkap harga kamera sony silahkan kunjungi Daftar Harga Kamera Sony Terbaru.
Spesifkasi Lengkap Kamera Sony Alpha 7S
Hal terpenting yang wajib anda ketahui bahwa Sony Alpha 7S memiliki kemampuan merekam film dengan resolusi 1080p secara internal untuk output video 4K ke perekam eksternal. Video 1080p internal direkam menggunakan format XAVC S, versi consumer-friendly dari format sistem Sony XAVC. Format XAVC S merupakan format yang baru pertama kali digunakan untuk sebuah kamera, tujuan menggunakan format XAVC S adalah membebaskan kamera dari pembatasan bitrate standar AVCHD.
Jika dilihat dari penampakan secara fisik Alpha 7S ini memiliki body yang identik dengan kedua pendahulunya baik Sony Alpha 7 mapun Sony Alpha 7R, bahkan termasuk juga fitur-fitur serta alat pendukung videografer. Dalam hal ini beberapa yang masuk ke dalam Alpha 7S antara lain low contrast S-Log2 tone curve yang memungkinkan dinamic range yang lebih besar untuk disesuaikan dengan file video dan pilihan untuk merekam kode waktu. Bagi para fotografer yang lebih berfokus pada still image perlu memperhatikan bahwa sebagian besar fitur video telah dimasukkan ke kamera terbaru yaitu Sony Alpha 7 II. Jadi bagi para pengguna yang fokus ke still fotografi bisa memiliki Alpha 7 II, dimana Sony Alpha 7 II telah merevisi fitur ergonomi dan juga memasukkan body image stabilization pada A7 II.
Beberapa kamera DSLR merek terkenal ada yang mempromosikan keunggulan dalam hal fitur video, namun faktanya tidak benar-benar atau kurang berfokus pada videografi. Dengan kenyataan yang demikian Sony mengambil langkah cukup berani untuk masuk ke kamera yang berfokus ke videografi melalui Alpha 7S. Secara tegas sony menawarkan kemampuan peaking focus dan zebra highlight warning untuk membantu para pengguna untuk menghasilkan rekaman dengan kualitas lebih hidup dengan kemampuan layaknya still image. Sony juga sekaligus menawarkan dukungan lain untuk mendukung fitur video dengan add on aksesoris seperti dukungan untuk audio maupun video dengan koneksi standar industri.
Kamera HDLSR juga memiliki beberapa kelemahan dalam hal merekam video, faktanya adalah kamera tersebut menangkap rasolusi yang relatif rendah dari resolusi yang diusung kamera, hal tersebut dikenal dengan istilah line-skipping. Hal ini menyebabkan resolusi vertikal pada video turun, sekaligus memperbesar resiko moire pada hasil rekaman. Sony Alpha 7S menghindari kemungkinan tersebut dengan membaca seluruh sensor 30x perdetik. Sensor yang memang telah dirancang untuk video ini secara cerdas memperkecilukuran output sehingga video menjadi lebih jernih dan memiliki detail yang tinggi.
Namun meskipun Alpha 7S sengaja dirancang untuk pada videografer bukan berarti para pecinta still fotografi tidak diperkenankan menggunakan kamera ini. Tetap saja kamera ini juga mampu mengakomodasi keperluan para pecinta still fotografi, hal tersebut terbukti dari desain body dengan berbagai tombol kontrol yang sama seperti pada Alpha 7 dan Alpha 7R.
Nah sebagai pertanyaan terakhir, kira-kira berapa harga yang ditawarkan untuk kamera ini? Kamera ini hingga saat ini masih dibandrol dengan harga Rp. 26.650.000 (body). Untuk anda yang ingin melihat secara lengkap harga kamera sony silahkan kunjungi Daftar Harga Kamera Sony Terbaru.
Spesifkasi Lengkap Kamera Sony Alpha 7S
Body type | |
Body type | SLR-style mirrorless |
Body material | Magnesium alloy |
Sensor | |
Max resolution | 4240 x 2832 |
Other resolutions | 4240 x 2384, 2768 x 1848, 2768 x 1560, 2128 x 1416, 2128 x 1200, 1376 x 920, 1376 x 776 |
Image ratio w:h | 3:2, 16:9 |
Effective pixels | 12 megapixels |
Sensor photo detectors | 12 megapixels |
Sensor size | Full frame (35.8 x 23.9 mm) |
Sensor type | CMOS |
Processor | Bionz X |
Color space | sRGB, AdobeRGB |
Color filter array | Primary color filter |
Image | |
ISO | Auto, 100-102400 |
White balance presets | 10 |
Custom white balance | Yes |
Image stabilization | No |
Uncompressed format | RAW |
JPEG quality levels | Extra fine, fine, standard |
File format | JPEG (DCF 2.0, EXIF 2.3) |
RAW (ARW 2.3) | |
Image parameters | Contrast, saturation, sharpness |
Optics & Focus | |
Autofocus | Contrast Detect (sensor), Multi-area, Center, Selective single-point, Single, Continuous, Face Detection, Live View |
Autofocus assist lamp | Yes |
Digital zoom | Yes (2x) |
Manual focus | Yes |
Number of focus points | 25 |
Lens mount | Sony E (NEX) |
Focal length multiplier | 1× |
Screen / viewfinder | |
Articulated LCD | Tilting |
Screen size | 3″ |
Screen dots | 921,000 |
Touch screen | No |
Screen type | TFT-LCD |
Live view | Yes |
Viewfinder type | Electronic |
Viewfinder coverage | 100% |
Viewfinder magnification | 0.71× |
Viewfinder resolution | 2,400,000 |
Photography features | |
Minimum shutter speed | 30 sec |
Maximum shutter speed | 1/8000 sec |
Exposure modes | Auto, Program, Aperture priority, Shutter priority, Manual |
Scene modes | Portrait, Landscape, Macro, Sports Action, Sunset, Night Portrait, Night Scene, Hand-held Twilight, Anti Motion Blur |
Built-in flash | No |
External flash | Yes (via Multi Interface shoe) |
Flash X sync speed | 1/250 sec |
Drive modes | Single, continuous, speed priority continuous, self-timer, bracketing (AE, white balance, DRO) |
Continuous drive | 5.0 fps |
Self-timer | Yes (2 or 10 sec; continuous (3 or 5 exposures)) |
Metering modes | Multi |
Center-weighted | |
Spot | |
Exposure compensation | ±5 (at 1/3 EV, 1/2 EV steps) |
AE Bracketing | ±5 (3, 5 frames at 1/3 EV, 1/2 EV, 2/3 EV, 1 EV, 2 EV steps) |
WB Bracketing | Yes |
Videography features | |
Resolutions | XAVC S 1080/60p(50Mbps), 30p (50Mbps), 24p (50Mbps). 720 120p (50Mbps). AVCHD 60p (28Mbps), 60i (24Mbps/17Mbps), 24p (24Mbps/17Mbps) |
Format | MPEG-4, AVCHD, XAVC S |
Videography notes | XLR support via adapter |
Microphone | Stereo |
Speaker | Mono |
Storage | |
Storage types | SD/SDHC/SDXC, Memory Stick Duo/Pro Duo/Pro-HG Duo |
Connectivity | |
USB | USB 2.0 (480 Mbit/sec) |
HDMI | Yes (micro-HDMI port with 4:2:2 8-bit 4K or 1080 video output) |
Microphone port | Yes |
Headphone port | Yes |
Wireless | Built-In |
Wireless notes | with NFC and wireless control via smartphone |
Remote control | Yes (wired) |
Physical | |
Environmentally sealed | Yes |
Battery | Battery Pack |
Battery description | NP-FW50 lithium-ion battery and charger |
Battery Life (CIPA) | 380 |
Weight (inc. batteries) | 489 g (1.08 lb / 17.25 oz) |
Dimensions | 127 x 94 x 48 mm (5 x 3.7 x 1.89″) |
Other features | |
Orientation sensor | Yes |
Timelapse recording | No |
GPS | None |